JENDELAPSIKOLOGIA.COM - Dampak psikologis dan sosial dari jerawat menjadi perhatian besar, terutama karena jerawat mempengaruhi remaja pada masa-masa krusial ketika mereka mengembangkan kepribadiannya.
Selama ini, penerimaan teman sebaya sangat penting bagi remaja dan sayangnya telah ditemukan hubungan yang kuat antara penampilan fisik dengan daya tarik dan status teman sebaya.
Emosi tak dapat dibendung, menjadi sensitif dengan komentar orang atau bahkan hanya dari lirikan saja sudah dapat menyulut kemarahan hanya gara-gara jerawat.
Baca Juga: Me Time Sangat Baik untuk Kesehatan Mental, Ini Waktu Ideal untuk Me Time Menurut Psikolog
Dilansir dari Allure.com, jerawat dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi yang signifikan, kata sebuah studi baru.
Siapa pun yang pernah memiliki masalah kulit tahu bahwa itu lebih dari sekadar masalah kulit.
Kondisi kulit yang serius dan jerawat dapat memiliki efek mental dan emosional. Hal ini sudah dibuktikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan British Journal of Dermatology.
Bahwa pasien yang didiagnosis jerawat memiliki peningkatan risiko kenaikan depresi sebesar 63% dibanding yang tidak.
Dan ketika sudah melalui proses pengobatan, maka tingkat depresi pun menurun kembali ke normal.
Depresi yang mengganggu kesehatan mental karena kondisi kulit yang tidak baik sangat disayangkan.
Penggunaan aplikasi kecantikan untuk sekadar melihat wajahnya lebih mulus hanya penyembuhan sementara.
Permasalahan jerawat di wajah hanya dianggap sebagai permasalahan pada kulit wajah, tapi bagi sebagian yang lain, jerawat bisa memengaruhi kualitas hidup.
Karena menyebabkan berbagai gangguan pada kesehatan mental, mulai dari kecemasan, kurang percaya diri hingga depresi. ***
Artikel Terkait
Punya Beauty Privilege Lebih Beruntung, Saat Kesenjangan Terjadi Karena Standar Kecantikan Masyarakat